Rabu, 04 Februari 2015
Aek Bilah Kebagian Anggaran Rp. 2,5 Miliar
Sipirok (Baringin) - Kecamatan Aek Bilah yang merupakan kecamatan terjauh dan berbatasan dengan empat daerah tingkat II di Sumut, mendapatkan jatah pembangunan Rp2,5 miliar dari APBD Tapsel tahun 2015. Dana tersebut untuk peningkatan pembangunan jalan dan jembatan di kecamatan yang memiliki 12 desa dan berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Labuhanbatu Selatan (Labusel), Labuhanbatu dan Tapanuli Utara (Taput) tersebut.
“Tahun ini, Pemkab Tapsel sudah menganggarkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar untuk pembangunan jalan di wilayah Aek Bilah. Dan semua itu bersumber dari APBD Tapsel,” ungkap Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu melalui Sekretaris Dinas PU Demson Batubara kepada METRO, Minggu (1/2).
Dikatakannya, anggaran sebesar itu difokuskan untuk peningkatan pembangunan jalan di daerah-daerah yang masih sulit ditembus, untuk meringankan dan melancarkan lalu lintas di wilayah itu.
Sementara itu, Bupati di hadapan warga Aek Bilah, Minggu (31/1) mengatakan, selain dana yang bersumber dari APBD Tapsel, Kecamatan Aek Bilah juga berpeluang mendapatkan sentuhan pembangunan dari APBD provinsi, terutama pembangunan jalan provinsi yang ada diwilayah itu.
“Insya Allah ruas Jalan Ulumamis-Aek Sidogor-Tolang telah kita perjuangkan dan segera mendapat sentuhan tahun ini,” sebutnya.
Lebih lanjut mantan anggota DPRD Sumut dari Partai Golkar itu mengungkapkan, Aek Bilah juga sangat berpotensi mendapatkan dana APBN untuk pembangunan pembangkit listrik.
Disampaikan, memang pada tahun 2015, Kecamatan Aek Bilah hanya mendapat jatah Rp2,5 miliar dari APBD Tapsel. Dan angka itu tentunya belum bisa menuntaskan harapan masyarakat. Namun dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki dan luasnya wilayah Tapsel, Pemkab harus membagi anggaran melalui skala prioritas.
“Tidak akan mungkin dana di APBD Tapsel cukup untuk membangun seluruh jalan yang ada. Makanya pemerintah membuat daerah-daerah prioritas dalam pembangunan, terutama jalan,” ujarnya.
Diceritakannya, pada awal kepemimpinannya, untuk menembus seluruh desa yang ada di Aek Bilah, membutuhkan banyak waktu. Dan secara bertahap, hampir seluruh pemukiman masyarakat sudah dapat ditembus kendaraan roda 4, sekalipun sebagian baru dengan mobil double cabin.
”Di awal kepemimpinan kami, masih banyak pemukiman di wilayah ini yang tak bisa dilalui kendaraan. Pengangkutan hasil bumi dan pendistribusian kebutuhan hidup masyarakat harus diangkut dengan kuda beban (kudo kuli). Tapi alhamdulillah, sekarang semua sudah kita terobos. Dan secara bertahap, sudah ada yang kita bangun. Sehingga masyarakat sudah meninggalkan kuda sebagai sarana angkutan.
Karena truk dan angkutan umum telah masuk ke pemukiman mereka,” terangnya sambil menyempaikan, sekalipun ketika musim hujan, sebagian besar jalur jalan itu masih sulit dilalui karena baru berupa jalan bukaan dan perkerasaan. “Nah, secara bertahap kita akan terus memerhatikan dan meningkatkan jalan tersebut. Tentunya sesuai dengan kondisi keuangan daerah dan berdasarkan skala prioritas,” ujarnya. (ran)
Sumber : Metro Siantar
Label:
Kabar Baringin,
Kampungku,
Otonomi Daerah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua komentar yang bernada menghasut, sara dan memfitnah serta tidak sesuai dengan norma agama dan bangsa akan dihapus.
Komentar menjadi tanggung jawab pembuat komentar, pemilik blog tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut. terima kasih