Contoh BULETIN SEKOLAH |
Di beberapa
sekolah tingkat menengah dan atas saat ini telah banyak yang memiliki buletin
ataupun majalah, buletin-buletin yang mereka terbitkan tentunya mempunyai
karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda satu dengan lainnya.
Hal ini karena setiap sekolah mempunyai tujuan yang berbeda tergantung jurusan yang dimilikinya.
Hal ini karena setiap sekolah mempunyai tujuan yang berbeda tergantung jurusan yang dimilikinya.
Kecenderungan
ini tentunya didasarkan atas usaha pengembangan sumber daya siswa. Karena
dengan adanya buletin, siswa akan dapat menuangkan kreativitas dan bakat
jurnalistiknya bahkan juga segala uneg-uneg mereka, baik mengenai saran maupun
kritik terhadap sekolahnya.
Pada umumnya, buletin sekolah adalah sebagai wadah pengembang kreatifitas jurnalistik buat siswa-siswi, sehingga karya-karya maupun pemikiran-pemikirannya dapat ditampung dalam sebuah media dengan ciri khasnya tersendiri.
Pada umumnya, buletin sekolah adalah sebagai wadah pengembang kreatifitas jurnalistik buat siswa-siswi, sehingga karya-karya maupun pemikiran-pemikirannya dapat ditampung dalam sebuah media dengan ciri khasnya tersendiri.
Disamping itu
para siswa juga akan dapat berkomunikasi dan bersilaturrahmi dengan teman-teman
sekaligus dengan pengelolanya. Nah, untuk buletin sekolah, biasanya dikelola oleh
sebuah lembaga semi otonom OSIS yang bergerak di bidang jurnalistik, yang
tentunya mempunyai tujuan-tujuan tersendiri, diantaranya:
1. Mendorong dan
memacu berkembangnya kreatifitas di bidang tulis- menulis atau jurnalistik.
2. Ikut
melanjutkan tercapainya tujuan instruksional OSIS
3. Menyediakan
jalur informasi timbal balik yang actual
4.
Menyelenggarakan pendidikan dasar jurnalistik yang ditujukan untuk tim redaksi
dan para peminat, sebagai bekal bertambahnya wawasan di bidang jurnalistik
5. Melatih para
redaktur untuk menangani sebuah lembaga di bidang jurnalistik.
Kelima tujuan di
atas merupakan semangat para pengelola untuk melaksanakan tanggungjawab,
sehingga seluruh redaktur mampu memberikan yang terbaik untuk madrasah, OSIS
dan para siswa-siswi.
Proses Penerbitan buletin
Proses Penerbitan buletin
Dalam konteksnya setiap orang dapat menerima buletin itu dalam bentuk jadi atau tinggal membaca saja, tetapi sebenarnya tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses pembuatannya dalam dunia penerbitan.
Contoh kongkret kebanyakan siswa masih banyak yang menanyakan bagaimana cara membuat buletin itu. Ini mungkin tidak jadi masalah bagi mereka yang pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dasar, karena dalam pelatihan tersebut sedikit banyak telah diulas dasar-dasar jurnalistik, termasuk didalamnya persoalan keredaksionalan dan manajemen penerbitan sebuah media, contoh dalam hal ini adalah buletin.
Agar saya tidak
hanya bisa mengkritisi atau menulis saja maka saya berikan solusinya. Bagaimana
untuk melakukan hal itu dan saya harap siswa dan siswi ataupun pembaca dapat
juga mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dalam penerbitan sebuah buletin,
maka dibawah ini akan saya tulis beberapa langkah yang dilakukan oleh tim
redaktur atau pengelola buletin dalam penerbitan.
Langkah pertama,
seluruh dewan redaksi dikumpulkan untuk mengadakan rapat redaksi, yang
didalamnya dibahas tentang rencana kapan buletin akan diterbitkan, tema apa
yang akan diangkat, rubrik apa saja yang akan dimuat, dan tidak ketinggalan
juga tentang pembagian kerja; siapa yang jadi penaggungjawab rubrik, reporter
dan sebagainya.
Setelah semuanya sepakat, selanjutnya redaktur atau pengelola segera membuat pengumuman yang bertujuan agar siswa-siswi dapat mengirimkan naskah atau karya-karyanya untuk dimuat.
Setelah semuanya sepakat, selanjutnya redaktur atau pengelola segera membuat pengumuman yang bertujuan agar siswa-siswi dapat mengirimkan naskah atau karya-karyanya untuk dimuat.
Langkah kedua,
setelah semua naskah terkumpul, sesuai dengan batas waktu yang ditentukan
(deadline), selanjutnya seluruh redaktur mengedit naskah-naskah yang masuk itu,
tentunya disesuaikan dengannya redakturnya masing-masing.
Contoh, karangan yang
berbentuk fiksi diangani oleh redaktur fiksi (yang mengetahui atau pakar
dibadang karangan fiksi), begitu seterusnya sesuai dengan rubrik-rubrik yang
telah ditentukan. Tetapi sebelum diadakan editing perlu dipilih dulu naskah-naskah
yang layak dan sesuai serta memenuhi syarat untuk dimuat.
Langkah ketiga,
selanjutnya tim redaktur, khususnya bidang illustrasi atau desain grafis atau
artistik membuat lay out atau perwajahan dalam bulletin, setelah itu merancang
desain cover depan yang disesuaikan dengan tema atau isi yang terkandung dalam
laporan utama bulletin yang akan diterbitkan.
Langkah keempat,
diadakan setting yang disesuaikan dengan layout-nya, dalam artian menerapkan
naskah-naskah yang sudah ada ke dalam bentuk lay out sehingga akan terbentuk
sebuah buletin yang belum jadi, bisa dikatakan sebagai naskah aslinya yang
kemudian akan diperbanyak setelah gambar dan dipasang fotonya.
Langkah kelima,
merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh tim redaktur, yaitu memasang foto
dan gambar ke dalam buletin setengah jadi atau naskah aslinya.
Langkah keenam,
merupakan langkah yang dilakukan oleh percetakan (jika dicetak) kenapa jika
dicetak karena di era teknologi yang perkembangan informasi sudah cukup
berkembang majalah juga bisa bersifat cetak atau bisa juga berbasiskan file
yang bisa didownload, terlebih lagi juga bisa bersifat website atau blog.
Karena untuk efisiensi bisa juga di-sit/reso/foto copy, yang sebelumnya dari redaktur sudah menyerahkan naskah asli untuk dipindahkan ke slide, bentuk seperti film atau klise. Proses ini biasa disebut sebagai proses pracetak atau belum masuk ke percetakan.
Karena untuk efisiensi bisa juga di-sit/reso/foto copy, yang sebelumnya dari redaktur sudah menyerahkan naskah asli untuk dipindahkan ke slide, bentuk seperti film atau klise. Proses ini biasa disebut sebagai proses pracetak atau belum masuk ke percetakan.
Langkah ketujuh,
mencetak naskah yang sudah berbentuk slide atau klise di percetakan. Setelah
selesai, baru dievaluasi secara umum hasil buletin itu, lalu disebarkan kepada
pembaca melalui distributor. Proses yang terakhir ini disebut dengan proses
distribusi buletin.
Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja
Selanjutnya, bagi siswa-siswi yang belum mengerti tentang apa dan siapa saja yang menjadi redaktur atau pengelola buletin, di sini akan kami gambarkan sedikit, termasuk juga job descriptions (pembagian kerja) masing-masing.
Dalam sebuah
penerbitan, baik itu majalah, koran, buletin, tabloid maupun news letter, ada
beberapa unsur pengelola yang sering kita jumpai akan tetapi dalam praktek di
lapangan semua itu bisa bersifat opsional, diantaranya:
1. Pemimpin Umum
2. Pemimpin
Redaksi
3. Sekretaris
Redaksi
4. Redaktur
Pelaksana
5. Dewan Redaksi
6. Reporter
7. Illustrator,
Desainer Grafis atau Lay Outer
8. Fotografer
9. Tata Usaha,
dan lain-lain.
Nama-nama
pengelola tersebut masing-masing mempunyai tugas tersendiri, diantaranya:
a. Pemimpin Umum
adalah selaku pembina atas segala kegiatan penerbitan dan pananggungjawab penuh
atas jalannya lembaga penerbitan, baik ke dalam maupun ke luar.
b. Pemimpin
Redaksi, bertugas membina dan bertanggungjawab atas segala pekerjaan
keredaksionalan, seperti membina aparat atau kru redaksi, merencanakan rapat
redaksi dan memimpinnya.
c. Sekretaris
Redaksi bertugas membuat buku induk induk pengurus, bersama pemimpin redaksi
memnandaangani surat-surat, membuat arsip dan membuat daftar inventaris kesekretariatan
dan notulensi rapat.
d. Redaktur
Pelaksana bertugas membantu tugas pemimpin redaksi, menjalankan tugas yang
diperintahkan pemimpin umum atau pemimpin redaksi, bertanggungjawab atas
jalannya proses penerbitan, mendampingi pemimpin redaksi dalam segala kegiatan
jurnalistik.
e. Dewan Redaksi
bertanggungjawab atas naskah-naskah yang masuk, menanganinya serta mengadakan
editing terhadap naskah-naskah itu.
f. Reporter
bertugas mengadakan wawancara atau investigasi atas tema-tema/materi-materi
penerbitan, serta bertanggungjawab atas hasil-hasil reportase.
g. Illustrator,
Desainer Grafis, Lay Outer bertanggungjawab terhadap proses penyettingan
naskah, membuat cover, membuat desain isi dan membuat illustrasi untuk
penerbitan.
h. Fotografer
bertanggungjawab atas kelengkapan foto penerbitan, dan melakukan hunting foto
jika diperlukan.
i. Tata Usaha
bertanggungjawab atas keuangan penerbitan,mengurus keuangan dalam hal ini
bekerjasama dengan bendahara, mengusahakan alat-alat yang diperlukan dalam
penerbitan, menyalurkan bulletin ke seluruh siswa, mendata siswa-siswi dan
orang-orang yang dikirimi buletin, mengusahakan pelanggan tetap, dan
sebagainya.
Dari refleksi
dan contoh konkret di atas sebenarnya kita bisa banyak belajar bagaimana kita
mengolah informasi menjadi sebuah kombinasi yang bagus dengan tujuan memberikan
informasi yang akurat dan sesuai realitas dan sudut pandang yang terjadi.
Diharapkan semua
anggota ataupun penanggung jawab lebih peka terhadap kenyataan yang terjadi di
lapangan karena informasi itu sifatnya majemuk dan cepat berkembang, dan selalu
yakin bahwa setiap individu itu mempunyai kehidupan sosial dan selalu
berkolaborasi sehingga berita atau informasi itu merupakan kebutuhan dari
setiap individu.
Janganlah selalu
berpikir sulit tentang pengolahan sebuah berita, karena berita atau informasi
itu sifatnya fleksibel dan dapat kita temui dimanapun. Seperti halnya ketika
kita melihat sebuah perubahan yang baru dalam lingkungan kita maka itu bisa
dijadikan bahan atau kajian untuk membuat sebuah informasi atau berita.
Sumber ; berbagai sumber
Sumber ; berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua komentar yang bernada menghasut, sara dan memfitnah serta tidak sesuai dengan norma agama dan bangsa akan dihapus.
Komentar menjadi tanggung jawab pembuat komentar, pemilik blog tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut. terima kasih