Desa Sanggapati, Kecamatan Angkola Timur, Tapsel, pada Senin (26/1) sore, diterjang banjir bandang. Akibatnya satu rumah dan puluhan hektare sawah rusak parah. Sedangkan jalan penghubung keluar desa tersebut putus total dan menyebabkan empat desa lainnya terisolir.
Pantauan METRO, Selasa (27/1) di Desa Sanggapati, puluhan warga terlihat sibuk membersihkan rumahnya masing-masing pasca diterjang banjir yang disebabkan meluapnya sungai Aek Batang Mia. Akibat dari banjir bandang tersebut, jalan desa yang meghubungkan dengan desa lainnya amblas dan putus total, begitu juga dengan satu rumah warga dan puluhan hektare sawah yang diketahui rusak parah.
Sejumlah warga mengatakan, sebelum kejadian tersebut, hujan mulai mengguyur tempat mereka sejak Senin (26/1) mulai pukul 17.00 WIB hingga Selasa (27/1) dinihari. Dibawah guyuran hujan deras, sekira pukul 19.30 WIB, tiba-tiba air sungai Aek Batang Mia yang berada di sekitar tempat tinggal mereka meluap dan menimbulkan terjangan yang cukup besar. Akibatnya puluhan rumah terendam, bahkan merusak fasilitas lainnya.
“Bukan itu saja, jalan pun tiba-tiba amblas. Bahkan satu rumah warga rusak dan barang-barangnya habis terbawa air,” tukas warga. Saprin (40) warga sekitar mengatakan, ketinggian air pada waktu kejadian tersebut mencapai satu meter. Namun akibat derasnya air yang mengalir, membuat jalan penghubung antar desa amblas.
“Seperti air bah, datangnya secara tiba-tiba. Dan ketinggiannya mencapai satu meter dan langsung menyapu rumah dan pemukiman warga. Begitu juga dengan jalan yang amblas ini,” ungkapnya. Sedihnya lagi, ada satu keluarga yang rumahnya rusak dan barang-barangnya habis terbawa banjir.
Salah seorang anggota keluarga itu adalah Minah (45). Menurutnya, saat itu sekira pukul 19.00 WIB, ia baru selesai menunaikan sholat Maghrib. Tiba-tiba saja air datang dan langsung menghantam rumahnya yang berada di pinggiran sungai.
“Habis semua barang-barang saya. Uang saya pun ikut dibawa banjir, itulah buktinya,” ujar Minah (45) sambil menunjuk ke bagian rumahnya yang rusak.
Bahkan, aku Minah, saat itu ia dan ketiga anaknya yang masih kecil sedang berada di rumah dan hampir saja terbawa arus yang datang. “Untunglah ada warga di sini menyelamatkan kami. Kalau tidak, mungkin kami semua sudah tewas,” ungkapnya sedih.
Sementara itu, Golfrid Lumban Tobing, Kepala Bidang Rehabilitasi BPDB Tapsel saat dikonfirmasi mengenai bencana tersebut, membenarkannya. Namun sayangnya pihak BPBD belum dapat menjelaskan secara rinci apa saja yang rusak akibat banjir tersebut.
“Belum dapat kita jelaskan untuk kerusakan dan lainnya. Tapi pastinya tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Dan saat ini Pemkab pun sedang turun meninjau lokasinya,” ucapnya.
Masih amatan METRO, akibat banjir tersebut, jalan penghubung desa yang menghubungkan Desa Sanggapati dengan Desa Tabusira dan tiga desa lainnya putus total dan belum bisa dilalui. Akibatnya, empat desa yang lain jadi terisolir.
“Ada empat sesa yang terisolir akibat jalan putus ini. Yaitu Desa Tabusira, Tiang Aras, Sirumambe, dan Desa Gunung Manungkap,” pungkas sejumlah warga yang terlihat sibuk membantu warga lain saat melintas. (yza)
Sumber : Metro Siantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua komentar yang bernada menghasut, sara dan memfitnah serta tidak sesuai dengan norma agama dan bangsa akan dihapus.
Komentar menjadi tanggung jawab pembuat komentar, pemilik blog tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut. terima kasih