Kementerian Pekerjaan Umum mengusulkan dua ruas tol trans Sumatera dimulai pembangunannya (groundbreaking) tahun ini, menyusul sudah ada lahan yang dapat dibebaskan di ruas tol tersebut. Kedua ruas tol trans-Sumatera itu adalah tol Palembang-Indaralaya dan tol Pekanbaru-Kandis-Dumai.
Sebelumnya, pemerintah berencana memulai pembangunan empat ruas tol trans-Sumatera terlebih dulu. Ruas tol tersebut adalah Medan-Binjai 16,8 kilometer (km) dengan investasi Rp 2 triliun, Pekanbaru-Dumai 135 km dengan investasi Rp 14,7 triliun, Palembang-Indralaya 22 km dengan investasi Rp 1 triliun, dan Bakauheni-Terbanggi Besar 150 km dengan investasi Rp 13,8 triliun.
“Dalam rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diusulkan tol Medan-Binjai dapat di-groundbreaking. Tetapi itu kami tolak karena dari sisi pembebasan lahannya lebih susah,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto di Jakarta, akhir pekan lalu.
Atas dasar itu, kata dia, Kementerian Pekerjaan Umum mengusulkan tol Pekanbaru- Kandis- Dumai yang dapat dimulai pembangunannya pada tahun ini. Proses pembebasan lahan tol sepanjang 135 kilometer tersebut sudah mencapai 30%.
“Atau, jalan tol Palembang- Indralaya sepanjang 22 kilometer yang seksi satunya sudah clear, itu bisa ‘dimainkan’ di tanah yang sudah bebas,” tutur dia.
Namun begitu, lanjut dia, peemrintah masih harus menunggu keluarnya peraturan presiden mengenai penugasan kepada badan usaha milik negara (BUMN) untuk memulai pembangunan dua ruas tol tersebut. Saat ini aturan tersebut sudahmasuk dalam tahap finalisasi.
“Saya belum tahu siapa BUMN tersebut, yang pasti 100% harus dimiliki pemerintah dan belum menjadi perusahaan terbuka,” ujar Djoko.
Kementerian Pekerjaan Umum sebelumnya mengusulkan disusunnya peraturan Presiden mengenai kriteria penugasan kepada BUMN untuk membangun tol trans – Sumatera. “Seprtinya Pak Menko Perekonomian (Chairul Tanjung) berkukuh untuk memakai yang lama,” kata dia.
Sementara itu, sumber pembiayaan untuk dapat memulai pembangunan tol trans – Sumatera, ttutr dia, Pemerintah masih mengkajinya, setelah rencana melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 5,1 triliun hingga diturunkan menjadi Rp 2 triliun ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “ Ada opsi untuk dibiayai melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebesar Rp 2triliun. Tetapi belum final. Masih ada alternatif-alternatif pembiayaan lain yang juga masih dibahas,” jelas dia.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung sebelumnya mengungkapkan, pihaknya akan mempercepat realisasi konstruksi tol trans-Sumatera senialai total Rp 355 triliun. Pemerintah telah membentuk tim kecil untuk merumuskan Peraturan Presiden bagi BUMN yang akan membangun jalan tol ini, termasuk skema pembiayaannya, agar proyek infrastruktur jalan ini segera terwujud.
“Timnya antara lain dari Kementerian PU, Bappenas, Kementerian Keuangan, BUMN, serta Seskab agar kepentingan itu terwadahi semuanya. Saya minta agar tim satu minggu selesai Perpresnya. Nanti kalau sudah, kami bawa ke rapat kabinet,” ujar dia.
Jalan Tol Trans-Sumatera adalah sebuah jalan tol sepanjang 2.818 km yang menghubungkan Lampung dengan Aceh di pulau Sumatera. Jalan tol ini pada 2012 diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp. 150 triliun (rencana).
Dengan adanya jalan tol ini nantinya, kehidupan di Pulau Sumatera diyakini akan mengalahkan kehidupan di Pulau Jawa.
Pada 20 Februari 2012 Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengadakan pertemuan dengan para gubernur se-Sumatera di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan. Pertemuan ini membahas percepatan pembangunan jalan tol di Sumatera. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Deputi Kementerian BUMN bidang Infrastruktur Sumaryanto, Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman dan Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Abdul Hadi.
Dikarenakan secara ekonomi pembangunan jalan tol di Sumatera masih terlalu berat, maka disepakati untuk membangun perusahaan patungan antara Jasa Marga dan setiap pemda di Sumatera. Pembagian tugasnya adalah Pemda membebaskan tanah dan mencadangkan sejumlah kawasan di sepanjang jalan tol untuk sebuah proyek bisnis di masa depan yang akan kelak dikelola bersama. Selain bersinergi dengan Pemda, Jasa Marga juga akan bersinergi dengan BUMN lain, seperti BUMN perkebunan (karena jalan Tol banyak melintasi perkebunan) dan BUMN kontraktor untuk konstruksi jalan tol itu sendiri.
Pada pertemuan ini juga disepakati pembentukan PT Jasa Marga Lampung, PT Jasa Marga Sumsel, PT Jasa Marga Jambi, PT Jasa Marga Riau, PT Jasa Marga Sumbar, PT Jasa Marga Sumut, dan PT Jasa Marga Bengkulu. PT Jasa Marga memegang saham mayoritas di setiap perusahaan itu. Sedangkan Pemda memegang sejumlah saham yang besar kecilnya ditentukan oleh kemampuan daerah.
Medan - Kuala Namu - Tebing Tinggi
Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi adalah jalan tol yang direncanakan menghubungkan Medan, Tebing Tinggi serta Bandar Udara Internasional Kualanamu. Jalan tol sepanjang 61,80 km ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera dan terbagi dalam 2 (dua) seksi, yaitu Seksi I (Medan-Perbarakan-Kualanamu) sepanjang 17,80 km dan Seksi II (Perbarakan-Tebing Tinggi) sepanjang 44 km. Jalan tol ini akan memiliki 2x2 lajur pada tahap awal dan 2x3 lajur pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam.
Peletakan batu pertama tanda dimulainya konstruksi dilaksanakan pada 23 September 2014 dan diharapkan sepenuhnya selesai pada tahun 2017. Seksi I dibangun pemerintah Indonesia sedangkan Seksi II dibangun Konsorsium BUMN yang terdiri dari Jasa Marga, Pembangunan Perumahan, Waskita Karya, dan Hutama Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua komentar yang bernada menghasut, sara dan memfitnah serta tidak sesuai dengan norma agama dan bangsa akan dihapus.
Komentar menjadi tanggung jawab pembuat komentar, pemilik blog tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut. terima kasih