Minggu, 05 April 2015
Kopi Sipirok Dilirik Korea Selatan
Sipirok (Baringin) - Potensi kopi Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), mulai dilirik warga penikmat kopi di Korea Selatan. Dalam waktu dekat, kopi jenis pea berry (kopi jantan) dan kopi luwak liar, akan dipromosikan di negeri ginseng tersebut.
Hal ini disampaikan Amila Soli Pohan pemilik UD Angkola Kopi Sipirok, yang menggeluti produksi bubuk kopi pea berry, luwak liar dan berbagai jenis kopi special class.
“Dua hari lalu Q graider coffee atau orang yang memiliki lisensi internasional tentang cita rasa kopi dari Korea Selatan, mengunjungi pengolahan kopi kita. Mereka juga mencoba cita rasa kopi Sipirok yang kita olah. Dan dari hasil kunjungan itu, potensi kopi kita akan dicoba dipromosikan di Korea,” terang Soli Pohan, Sabtu (4/4).
Dijelaskan, pada kunjungan tersebut Kim Soon Mi salah seorang Q graider coffee international atau orang yang memiliki lisensi tentang cita rasa kopi yang diakui secara internasional kagum dengan cita rasa kopi tunggal (pea berry) yang diolah. “Mereka mengakui cita rasa pea berry luar biasa, demikian juga dengan kopi luwak liar,” ucapnya.
Karena itu, sambung Soli, disepakati, masih untuk tahap promosi di Korea, pihaknya bersedia menjalin kerja sama dibidang usaha kopi tersebut. “Kita siap menjalin kerja sama dengan mengirimkan kopi jenis pea berry dan kopi luwak liar ke Korea, dalam bulan ini akan kita mulai,” ujarnya.
Tim dari Korea Selatan tidak saja mencoba kualitas cita rasa berbagai jenis kopi olahan angkola Kopi Sipirok, akan tetapi tim juga berkenan melihat langsung tanaman kopi dan potensi kopi di wilayah yang terkenal sebagai penghasil kopi sejak zaman penjajajahan Belanda tersebut. “Mereka juga berkeinginan melihat langsung tanaman kopi di wilayah kita, dan mereka sangat kagum dengan potensi yang kita miliki,” ucap Soli.
Tentang pea berry coffee, sambung Soli, pada dasarnya setiap tanaman kopi akan memiliki buah yang isinya tunggal, atau biasa disebut kopi jantan. Di mana pada umumnya buah kopi memiliki dua biji di dalamnya, sehingga keberadaan biji kopi tunggal diyakini tidak bagus untuk bibit, karena proses terjadinya biji kopi tunggal merupakan akibat dari gagalnya pembuahan pada saat berbunga.
Namun, ternyata, biji kopi tunggal tersebut pada setiap jenis kopi merupakan primadona, dan selalu diminati. Sekalipun hal itu belum begitu populer ditengah masyarakat, akan tetapi biji kopi tunggal tersebut sangat diminati dikalangan pecinta atau penikmat kopi di seluruh dunia. “Kopi jantan adalah kopi yang tunggal, rasanya lebih gurih, kaya rasa, banyak dicari orang. Yang paling bagus kopi tunggal, tapi untuk bibit nggak bagus,”terangnya.
Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu melalui Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Bunnak) Hamdan Nasution mengaku bangga dengan usaha dan upaya yang dimiliki masyarakat dalam meningkatkan nilai ekonomis dari hasil perkebunannya.
“Sangat kita apresiasi, apalagi tanaman kopi adalah merupakan salah satu andalan kegiatan Disbunnak dalam mensejahterakan masyarakat kita. Potensi ini sangat kita dukung terus,” tegasnya. (ran)
Sumber : Metro Siantar
Label:
Kabar Baringin,
Kampungku,
Kopi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua komentar yang bernada menghasut, sara dan memfitnah serta tidak sesuai dengan norma agama dan bangsa akan dihapus.
Komentar menjadi tanggung jawab pembuat komentar, pemilik blog tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut. terima kasih