Rabu, 28 Januari 2015

Dusun Sibarabara Dambakan Listrik

Banjir di Tapsel, foto: Metro Siantar

Simataniari (Baringin) - Selain mengeluhkan kampungnya yang sering menjadi langganan banjir, warga di Dusun Sibarabara Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapsel, juga memiliki keluhan yang lain. Yang paling vital dan sangat didambakan mereka adalah persoalan listrik, yang menurut para orangtua di sana, semenjak mereka lahir dan besar di dusun itu, belum pernah merasakan manfaat dari aliran listrik milik negara.

Seperti pantauan METRO pada Jumat (16/1) lalu, sewaktu masih terjadi banjir yang menggenangi pemukiman 200 KK warga Dusun Sibarabara itu, mereka juga mengeluhkan kondisi pemukiman yang sampai saat ini belum dialiri listrik Seperti pengakuan Salom Siregar (55) warga setempat.

Menurutnya semenjak ia lahir dan tumbuh besar di dusun tersebut, sampai saat ini belum ada akses listrik dari negara yang mereka rasakan. Bahkan agar bisa merasakan itu, sampai-sampai ada sebagian warga yang sengaja membeli genset dari kantong pribadi untuk memenuhi kebutuhan seadanya. “Itulah yang kami harap dan damba-dambakan dari dulu, masalah listrik yang sampai sekarang belum ada realisasinya,” ungkap Salom.


Ujarnya lagi, untuk mendapat penerangan, warga hanya mengandalkan lampu teplok seadanya. Sebab untuk membeli genset, warga Dusun Sibarabara yang mayoritas bekerja sebagai petani ini tidak memiliki dana yang cukup. “Hanya satu dua orang warga yang punya genset di sini, itupun para pemilik warung yang selalu menjadi tempat warga untuk berkumpul di malam hari,” jelasnya.

Bagi warga yang memilik genset, ungkapnya, itupun penerangan baru ada mulai pukul 7 malam sampai pukul 12 malam. Dan dalam waktu tersebut, pemilik paling tidak harus membutuhkan 3 liter bensin.

“Ya pemilik warung pun juga tidak kuat untuk menanggung beban biaya genset yang digunakannya. Makanya ia mulai menghidupkannya sejak pukul 7 malam dan dipadamkan pada pukul 12 malam,” kata Salom.

“Dan itupun dilakukan sebagai penarik agar warga mau datang ke warungnya. Ya paling tidak itu sudah membantu warga yang lainnya. Soalnya budaya warga di sini kental dengan berkumpul sambil bercerita di lopo (warung kopi, red),” sambungnya lagi. Senada dengan Salom, warga lain Maswin Siregar (40) juga mengatakan hal yang sama.

Mewakili warga lain, ia sangat berharap kepada pemerintah setempat untuk merealisasikan permintaan mereka tersebut. Sebab, dari sekian banyak pihak pemerintah maupun anggota dewan yang datang, semua mengobral janji, baik sebelum maupun setelah terpilih.

Toh aspirasi mereka seperti hilang ditelan bumi. “Sudah berapa kali Pileg dan Pilkada yang berlangsung, tapi kampung kami tetap begini terus. Yang ada hanya janji-janji saja. Kami ingin bukti yang nyata, sebab kami juga adalah bagian dari warga Tapanuli Selatan. Kami berharap Bapak Bupati dan Bapak Anggota Dewan yang sudah duduk, mendengar dan merealisasikan harapan kami ini,” tegasnya. (yza)

Sumber : Metro Siantar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semua komentar yang bernada menghasut, sara dan memfitnah serta tidak sesuai dengan norma agama dan bangsa akan dihapus.

Komentar menjadi tanggung jawab pembuat komentar, pemilik blog tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut. terima kasih